KLIK JUDUL UNTUK BACA LENGKAP...

Radiasi Hp dapat merusak mata

Pada penelitian terakhir oleh tim dari Technion, Israel ditemukan hubungan antara radiasi gelombang mikro, yang biasanya terdapat pada handphone dengan beberapa macam gangguan pada mata. Paling tidak satu jenis gangguan terus berakumulasi dari waktu ke waktu dan tidak sembuh,menantang pandangan umum dan dunia riset tentang durasi dari terkena radiasi. Para ilmuwan juga berkata standar radiasi sekarang kemungkinan dapat berubah.

Efek dari terkena radiasi elektromagnetik telah lama menjadi subjek debat pada ilmuwan. Perkembangan teknologi dalam duapuluh tahun lagi seperti handphone, komunikasi nirkabel, monitor hingga kabel listrik bertegangan tinggi telah dipelajari sebagai faktor beresiko untuk kanker dan penyakit-penyakit lainnya. Tidak begitu mendapatkan perhatian publik, tetapi masih menjadi bahan ekstensif penelitian, adalah mempelajari efek dari radiasi gelombang mikro pada sistem visual terutama mata. Motivasi dasar dari riset ini adalah sejak diketemukannya bahwa operator radar di Perang Dunia II memiliki resiko lebih besar untuk terkena katarak (pengaburan pandangan dari lensa mata). Walaupun kecurigaan ini seringkali diperdebatkan, ini adalah untuk pertamakalinya radiasi elektromagnetik diketahui membahayakan. Lebih lagi, mata sebagai detektor radiasi alamiah adalah pilihan penting untuk meneliti efek radiasi elektromagnetik terhadap tubuh manusia.

Pada penelitian terhadap hewan, pembentukan katarak pada mata hewan telah menjadikan standar Non-Ionizing Radiation Protection (ICNIRP) pada tahun 1998. Ukuran standar untuk mengukur besaran radiasi gelombang mikro adalah dengan Specific Absorption Rate (SAR) yang mengukur energi per berat tubuh (Watt/Kg). Ini adalah standar yang digunakan perusahaan pembuat handphone untuk mengukur besaran radiasi. Saat energi gelombang mikro melewati tubuh, ada yang diserap dan diubah menjadi panas karena konduksi ion. Panas ini menjadi temperatur yang meningkat di bagian tubuh. Penelitian terakhir pada hewan memperlihatkan peningkatan suhu di dekat mata (sekitar 3 derajat Celcius) memperbesar resiko untuk katarak. Dengan tingkat SAR rendah mungkin suhu setinggi ini tidak akan tercapai. Cara yang kurang terkenal adalah dengan Specific Energy Absorption (SA) yang mengukur besaran energi yang diserap tubuh dibagi dengan berat tubuh. Apabila SAR adalah ukuran dari radiasi gelombang mikro yang diserap tubuh, SA adalah ukuran dari total energi yang diserap. Perbedaannya memberikan efek signifikan pada penelitian terakhir tentang dampak radiasi gelombang mikro terhadap mata.

Pada laporan yang diterbitkan oleh Rappaport Faculty of Medicine di Technion dan dipublikasikan di jurnal Bioelectromagnetics, ada hubungan antara radiasi gelombang mikro dengan pembentukan katarak. Lensa mata dari bayi domba berumur satu tahun memperlihatkannya. Satu dipapar dan satunya dikontrol. Setiap pemaparan berakhir selama dua minggu. Keduanya ditempatkan dalam inkubator dengan temperatur tetap. Selama periode ini setiap lensa telah mengalami radiasi 1,1Ghz sebanyak 2mW sepanjang jam, dan setiap jam mengalami pemaparan selama 50 menit diikuti istirahat selama 10 menit. Pada satu dari setiap kali istirahat, setiap 24 jam, lensa ini diuji secara optik dan dibandingkan dengan lensa satunya. Dalam tes optik singkat selama 5 menit, temperatur rata-ratanya dibuat konstan di dalam inkubator.

Eksperimen ini memberikan sejumlah hasil menarik:

1. Pemaparan lensa untuk waktu lama pada radiasi gelombang mikro (pada frekuensi dan intensitas diatas) mengakibatkan kerusakan makroskopik yang berpengaruh terhadap kualitas lensa. Kerusakan meningkat seiring eksperimen. Saat pemaparan berhenti, kerusakan optik mulai sembuh sendiri. Cukup menarik, level maksimum yang sama ditemukan saat pemaparan dikurangi hingga setengahnya, walaupun hal ini memakan waktu dua kali lebih lama.

2. Pada level mikroskopik beberapa macam kerusakan terjadi. 'Gelembung-gelembung' kecil terbentuk pada permukaan lensa. Gelembung-gelembung diakibatkan oleh pemaparan pada gelombang mikro dan bukanlah hasil dari panas yang terbentuk pada lensa. Para peneliti telah berspekulasi bahwa mekanisme ini akibat friksi mikroskopik lensa dengan radiasi. Berlawanan dengan kerusakan makroskopik, kerusakan mikroskopik tidak memperlihatkan tanda akan membaik dan terus berakumulasi selama eksperimen.

walau para peneliti berhati-hati untuk menterjamahkan hasil dari eksperimen dan kemungkinan pada kesehatan publik, kelihatannya pemapaparan dalam waktu lama terhadap gelombang mikro dapat membuat kerusakan makroskopik mikroskopik pada lensa dan ada bagian yang tidak dapat sembuh. Professor Levi Shachter, yang mengerjakan riset ini berkata, perhatian tidaklah cukup hanya pada SAR tetapi juga SA yang belum lagi menjadi standar.

Sumber : archive.kaskus.us

Apabila kita mendengar kata radiasi nuklir atau unsur-unsur radioaktif, yang terbayang dalam benak kita adalah ledakan bom atom, orang yang terkena kanker dan bayangan-bayangan mengerikan lainnya. Padahal, kalau kita membaca buku fisika atau kimia mengenai radiasi nuklir dan partikel radioaktif (radionuklida), kita akan tahu bahwa sebenarnya yang kita makan, kita hirup dan kita serap sehari-hari juga mengandung hal2 itu.Jadi radiasi nuklir atau partikel radioaktif bukanlah semata-mata sesuatu yang terpendam di bumi dan diambil orang untuk membuat bom atom atau untuk mencemari lingkungan dengan air radioaktif, seperti yang banyak dipropagandakan. Di alam, radiasi dan radionuklida adalah sesuatu yang biasa. Adapun radiasi alam terdiri dari dua jenis, yaitu radiasi primordial (radiasi yang berasal dari dalam bumi) dan radiasi kosmogenik yaitu radiasi yang berasal dari luar bumi. Semenjak pembentukan bumi, kedua jenis radiasi ini sudah ada. Karena itu tidak aneh kiranya kalau radiasi merupakan bagian dari kehidupan kita.

Radiasi dari sinar kosmis matahari, diserap oleh atmosfer kita dan diubah menjadi radiasi kosmik sekunder yang energinya lebih rendah. Karena itu syukur saja kita masih punya atmosfer, dan semoga tidak akan rusak. Akibat reaksi inti yang terjadi di atmosfer bumi, diperoleh radionuklida2 yang turun ke bumi dalam bentuk salju, angin maupun hujan. Adapun diantara radionuklida2 tersebut, yang erat kaitannya dengan lingkungan hidup adalah karbon -14. Karbon-14 ini terkenal karena sering digunakan untuk menentukan umur suatu fosil. Setelah sampai di atmosfer bumi, C-14 ini akan bereaksi dengan oksigen sehingga menghasilkan karbon dioksida. Melalui proses fotosintesis pada tanaman, akan dihasilkan karbohidrat. Melalui karbohodrat inilah, C-14 akan masuk ke dalam tubuh manusia maupun hewan. Dengan demikian sudah dapat dipastikan bahwa manusia, hewan maupun tumbuhan akan selalu mengkonsumsi partikel radioaktif. Ketika makhluk-makhluk itu mati, C-14 yang ada di dalam tubuh akan meluruh dengan waktu paro 5.730 tahun. (waktu paro itu adalah waktu yang diperlukan supaya aktivitas radionuklida yang bersangkutan menyusut menjadi setengah aktivitas mula-mula).

Berbeda dengan radiasi yang telah dibahas di atas, radiasi primordial dibentuk seiring dengan pembentukan bumi (sebenarnya karbon 14 yang terbentuk akibat radiasi kosmogenik ujung-ujungnya bakal mengumpul di dalam bumi juga dan menjadi radiasi primordial). Karena itu tidak usah heran kalau berbagai jenis mineral, pasir dan batuan di bumi mengandung radiasi juga. Adapun kandungannya di tiap daerah berbeda-beda. Contohnya adalah pasir monoazite yang ada di India dan di Brazil memberikan radiasi alam paling tinggi ketimbang tempat lain di seluruh dunia. Menurut hasil pengukuran yang dilakukan pada penduduk disana, dosis rata-rata yang diterima oleh seluruh tubuh pada kedua daerah tersebut mencapai 12 rem setahun. (rem adalah satuan yang menunjukkan energi radiasi yang diserap medium, dalam hal ini jaringan tubuh manusia). Adapun sumbernya adalah pasir monoazite dan batuan lokal.

Melalui pernapasan, manusia menghirup gas radon dan thoron yang ada di udara, yang merupakan hasil peluruhan deret uranium dan deret thorium. Gas itu berasal dari batuan yang mengandung uranium maupun thorium. Melalui aktivitas makan dan minum, manusia memasukkan karbon-14 dan kalium 40 ke dalam tubuhnya. Dosis kedua radionuklida itu, walaupun rendah masih juga dapat terdeteksi. Kalium 40 terdapat dalam darah dan gonad, sedangkan karbon 14 umumnya terdapat dalam jaringan kulit lunak.

Makanan yang banyak mengandung radionuklida primordial adalah biji-bijian seperti beras, gandum dan jagung, sedangkan buah-buahan, sayuran dan susu sapi mengandung radiasi alam yang lebih sedikit. Dengan demikian, pola makan akan menentukan besarnya dosis radiasi alam dalam tubuh manusia. Sebagai contoh, pola makan orang Inggris akan memberikan dosis sebesar 4 mRem setahun. Dosis ini diukur pada gonadnya.

Dengan demikian, seharusnya kita tidak terlalu takut mendengar kata radioaktif. Sebab tubuh kita sendiri juga berisi unsur2 radioaktif. Yang terpenting untuk diperhatikan adalah dosisnya. Apabila seseorang bekerja di reaktor nuklir, dosis radiasi dalam tubuhnya selalu dicek. Apabila jumlahnya melampaui Nilai Batas Radiasi yang bersangkutan, dia tidak boleh bekerja lagi. Adapun nilai batas radiasi berbeda-beda bagi tiap pekerja, apakah dia orang yang mendapat penyinaran di seluruh tubuh, wanita dalam usia subur, wanita hamil, orang yang mendapat penyinaran lokal, dan para pekerja magang. Nilai Batas Radiasi ini bukan hanya penting untuk pekerja reaktor saja, namun juga penting untuk para pasien yang mendapat pengobatan nuklir. Apabila kita difoto rontgen, maka sebenarnya saat itu kita sedang disinari dengan radiasi pengion yang mempunyai efek sama dengan radiasi nuklir sinar gamma. Dan tentu ini tidak menjadi masalah, asal jangan terlalu banyak disinarinya.

Sebagai penutup, saya ingin menyampaikan harapan saya, semoga air radioaktif yang mengalir dari reaktor Kashiwazaki itu hanya mengandung radionuklida dengan radiasi rendah, sebagaimana yang telah diberitakan. Dengan demikian air radioaktif itu tidak akan menumbulkan pengaruh apa-apa bagi penduduk Jepang maupun penduduk laut. (Sumber : Radioekologi, Wisnu Arya Wardhana, Andi Offset, 1996.)

*Selama ini pemanfaatan tenaga nuklir di Indonesia dilaksanakan atas dasar Undang-undang Nomor 31 Tahun 1964 tentang Ketentuan-ketentuan Pokok Tenaga Atom

Sumber : forumkimia.multiply.com

Orang yang beranggapan sains membosankan, mereka salah. Berikut 10 alasan mengapa sains tak membosankan. Menurut penulis We Need to Talk About Kevin, Marcus Crown, berikut 10 fakta fisika aneh itu:


1. Jika matahari terbuat dari pisang.

Matahari panas karena beratnya yang luar biasa, sekitar bermiliar-miliar ton dan membuatnya menjadi inti tekanan kolosal. Tekanan besar menimbulkan temperatur besar. Jika matahari terbuat dari pisang, maka beratnya akan bermiliar-miliar ton dan memiliki efek yang sama dengan matahari.

2. Semua materi pembuat ras manusia dapat masuk dalam kotak gula.
Atom merupakan 99,9999999999999999% ruang kosong. Jika semua atom dipaksa bersatu dan menghilangkan ruang di antaranya seperti kotak gula, maka massanya sekitar 10 kali massa manusia hidup. Hal ini serupa yang terjadi pada bintang netron, massa super padat peninggalan supernova.

3. Peristiwa di masa depan dapat mempengaruhi peristiwa di masa lalu.
Keanehan dunia kuantum didokumentasikan. Tetapi keanehan itu semakin aneh. Menurut eksperimen fisikawan John Wheeler dan peneliti lain pada 2007, perubahan partikel masa kini dapat mengubah partikel pada masa lalu.

4. Hampir sebagian besar semesta menghilang
Kemungkinan terdapat lebih dari 100 miliar galaksi di kosmos. Setiap galaksi memiliki 10 juta bintang. Matahari kita memiliki berat bermiliar-miliar ton. Materi ini merupakan materi terlihat di semesta.

Materi lain disebut ‘materi gelap’. Materi ini masih butuh penjelasan dan tampaknya materi ini merupakan perluasan semesta.

5. Benda dapat bergerak lebih cepat dari cahaya.

Kecepatan cahaya konstan pada ruang hampa adalah 300 ribu km/detik, dan cahaya tak selalu melewati ruang hampa. Dalam air, foton bergerak sepertiga kecepatan awal. Dalam reaktor nuklir, beberapa partikel dipaksa bergerak dalam kecepatan tinggi bahkan lebih cepat dari cahaya.

6. Ada jumlah tak terbatas saat menulis dan membaca
Menurut standar model kosmologi saat ini, jumlah semesta yang dapat dihitung pun tak ada batasnya seperti buih. Namun, jumlah kemungkinan sejarah terbatas karena jumlah peristiwa terjadi juga terbatas.

7. Lubang Hitam tidak hitam

Lubang hitam memang sangat gelap, tapi tak hitam. Mereka bersinar dan memberi sedikit spektrum cahaya, temasuk cahaya yang dapat dilihat.

8. Penjelasan mendasar dari semesta tak termasuk masa lalu, kini atau masa depan

Menurut teori relativitas, tak ada hal seperti masa kini atau masa depan atau masa lalu. Bingkai waktu sangat relatif. Waktu kita sama karena kita bergerak pada kecepatan yang sama. Jika kita bergerak pada kecepatan berbeda, kita akan menemukan bahwa kita menua lebih cepat.

9. Partikel dapat mempengaruhi sisi lain semesta dalam sekejab

Ketika elektron bertemu kembaran antimateri, keduanya akan hancur dalam kilatan energi dan dua foton akan terbang dari ledakan itu.

Kembaran itu akan mulai berputar pada arah sebaliknya, dan secara instan kembaran di sisi lain semesta juga ikut berputar.

10. Semakin cepat bergerak, semakin berat

Jika Anda berlari dengan cepat, berat Anda akan bertambah. Tak permanen, tapi secara sesaat akan menambah sedikit berat. Menurut teori relativitas, massa dan energi adalah sama. Semakin banyak energi yang dikeluarkan, semakin berat massanya. 


Sumber : www.indospiritual.com

Matahari adalah pusat tata surya kita. Bintang yang satu ini sangat istimewa karena perannya sangat menentukan bagi kehidupan di Bumi.

Berikut ini sekilas fakta-fakta menarik tentang matahari :


1. Diameter Matahari sekitar 1.390.000 km. Sementara diameter Bumi sekitar 12.740 km. Nah, bila Bumi dimasukkan dalam Matahari, Matahari bisa menampung sebanyak 109 Bumi. Ngga kebayang kan gedenya seberapa!!!

2. Suhu inti Matahari berkisar dari 15.000.000 derajat Celsius pada inti dalam, sedangkan pada inti luar suhu mencapai 7.000.000 derajat Celsius. Dan suhu pada permukaan matahari 'hanya' 6.000 derajat Celsius. Ini juga ngga kebayang gimana panasnya, kita aja di Bumi dengan suhu 35-40 derajat Celcius aja sudah kepanasan,

3. Lontaran massa korona (CME) tercepat yang teramati manusia terjadi pada 4 Agustus 1974, menjalar dari matahari ke bumi dalam waktu 14,6 jam dengan kecepatan hampir 10.000.000 km/jam.

Apa itu korona? Korona adalah bagian terluar dari atmosfer matahari. Korona luasnya beberapa juta mil dan suhunya mencapai 1.000.000 derajat Celcius. Lubang di korona terjadi ketika medan magnet matahari melompat ke angkasa.

Lubang korona inilah yang memungkinkan terjadinya angin matahari, aliran partikel energi yang menembus ke tata surya. Korona dan kromosfer hanya bisa diamati dengan teleskop khusus yang disebut kronagraf.
 

4. Adakalanya solar flares memanaskan permukaan matahari sampai 80.000.000 derajat Fahrenheit, yang berarti jauh lebih panas dari inti matahari. Solar flares adalah badai magnetik yang terjadi di permukaan matahari.

Awalnya, badai ini terlihat seperti titik yang sangat terang sebelum akhirnya meledak. Solar flares menghasilkan partikel energi yang sangat banyak dan gas dengan suhu tinggi yang dilepaskan ribuan mil dari permukaan matahari.

5. Prominensa (lidah api yang melengkung) bisa mencapai jarak 200.000 hingga 300.000 km pada korona matahari. Prominensa bisa berlangsung beberapa hari. Bila meledak, bisa memberi tambahan energi terhadap angin matahari.

6. Antara 10-12 Mei 1999, hampir tidak ada angin matahari. Hal ini menyebabkan magnetosfer bumi mengembang volumenya hingga lebih dari 100 kali.

Apa itu angin matahari? Angin matahari adalah pancaran aliran ion (partikel bermuatan) yang tak terputus oleh lubang korona. Angin matahari terpancar ketika medan magnet matahari melompat ke luar angkasa.

Dalam foto sinar X matahari, lubang korona tampak berwarna hitam dan bisa bertahan beberapa bulan atau tahunan. Angin matahari membutuhkan waktu sekitar 4,5 hari untuk mencapai bumi. Angin matahari menyebabkan ekor komet menjauh dari matahari dan terjadinya aurora di bumi dan planet lain.


7. Pada April 1947, bintik matahari mencapai ukuran maksimalnya sepanjang sejarah. Ukurannya lebih dari 330 kali luas Bumi.

Apa itu bintik matahari? bintik matahari adalah flek-flek yang berwarna hitam yang berada di kulit terluar matahari. Bentuk dan ukurannya bermacam-macam. Meski terlihat seperti sebuah titik di matahari, sebenarnya ukurannya sangat besar, bahkan lebih besar daripada bumi. Bahkan ada bintik matahari yang ukurannya 10 kali diameter bumi.

8. Pada 13 Maret 1989, wilayah Quebec Kanada mengalami padam listrik total karena badai geomagnetik. Perekonomian Kanada waktu itu mengalami kerugian sebesar US $ 6 Milyar.

9. Iklim Bumi menjadi lebih dingin pada tahun 1645-1715. Hal ini disebabkan karena bintik matahari yang siklusnya 11 tahunan tidak teramati.

10. Luas permukaan matahari = 11.900 kali luas permukaan bumi.

11. Massa matahari = 332,946 kali massa bumi

12. Jarak dari bumi adalah 8,31 menit kecepatan cahaya.

13. Dalam waktu 1 detik, matahari mengubah 4 juta ton bahan murni menjadi energi murni.

Sumber : paperless-media.blogspot.com

Sebelum mencapai paru-paru, udara beredar di sepanjang saluran pernapasan. Di saluran ini terdapat mekanisme yang mengatur kondisi dan peredaran udara. Sebelum mencapai paru-paru, udara dipanaskan, dilembabkan, dan disaring.

Ketika melewati saluran pernapasan bagian atas, udara dari atmosfer mengalami kontak dengan bulu hidung dan permukaan selaput lendir yang dilaluinya. Penguapan air dari permukaan selaput lendir menyebabkan udara menjadi lembab. Selain itu, udara juga dipanaskan sampai 37°C karena banyaknya aliran darah pada selaput.

Bila tidak demikian, efek pengeringan dan pendinginan udara dapat mengakibatkan infeksi di bagian sistem pernapasan yang lain. Udara yang mengandung pertikel-partikel kecil juga harus disaring dengan mekanisme yang bervariasi. Partikel-partikel ini ditangkap oleh lendir yang menyelubungi lubang nasal. Lendir bergerak secara konstan menuju ke pharynx, didorong oleh silia (bulu getar) dari sel epitel membran lendir hidung. Di sana partikel kotoran dikeluarkan oleh gerak refleks, seperti batuk atau bersin. Jadi, udara mencapai paru-paru dalam keadaan lembab, hangat, dan bebas dari debu.

Pernapasan melalui mulut tidak mengalami semua proses seperti yang dijelaskan di atas secara lengkap. Oleh sebab itu, lebih baik kita menghindari kebiasaan bernapas melalui mulut.
Sumber : www.iradisa.com